Sanaman mantike sangat dikenal untuk membuat Mandau, konon katanya
Mandau yang dibuat dari baja ini akan mampu memotong paku. Biasanya
Mandau sanaman mantikei berdasarkan cerita bisa dibengkokan namun sangat
tajam dan kuat, bentuknya akan seperti besi yang berkarat tetapi tidak
berkarat, dan tidak bisa diberi hiasan/dekorasi.
Mandau mantikei memiliki permukaan besi yg kasar tidak mulus seperti
mandau pada umumnya. Permukaan yangg kasar itu merupakan kotoran batu
mantikei yangg tidak akan habis kotorannya (bisa habis kecuali besinya
habis) dan mantikei memiliki sifat “tada” atau toxic jika melukai
seseorang bahkan bisa menjalar lukanya.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Rabu, 20 Mei 2015
Senjata "Langgai Tingang"
Langgai tingang memiliki arti – bulu ekor terpanjang burung tingang, bentuknya sama dengan Nyabur hanya saja gagangnya serupa dengan Mandau dan letak kundiengnya agak jauh dari gagangnya.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Senjata "Parang Jimpul"
Jimpul adalah variasi bentuk Mandau yang melengkung dan runcingan depannya ke bawah.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Senjata "Nyabur"
Nyabur adalah variasi bentuk lain dari Mandau/parang ilang, dimana bilahnya melengkung dan ujung runcing keatas, bias any dibawah gaganya ada semacam kait besar disebut kundieng. Nyabur juga memliki variasi bentuk lain akibat pengaruh budaya melayu/arab, perubahan ini ada pada gagang dan motive yang menghiasi bilahnya.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Senjata "Dohong"
Dohong atau Duhung adalah senjata khas Dayak Ngaju, bahkan didalam catatan Schwaner 1843-1847, terjemahan bebasnya:
“Perisai dan Mandau merupakan barang yang baru diimpor kemudian, namun sekarang sudah sangat umum. Sejarahnya Dohong dan Parang sudah digunakan sebelum Mandau. Dohong pasti adalah senjata nenek moyang. Dohong merupakan senjata senjata sepanjang 1 kaki, berbentuk mata tombak dengan panjang 8 inchi, tebal dan gagang yang berbentuk bulat… contoh dohong hanya sedikit yang tersisa sebagai pusaka dari nenek moyang mereka. Sekarang dohong hanya digunakan untuk mencurahkan darah korban dan memotong tali pusar bayi yang baru lahir”.
Dohong sekarang ini hanya digunakan oleh pisur atau damang adat, didalam beberap legenda seperti kisah Tambun & Bungai ketika mereka berperang melawan raja Sawang dari Filipina mereka menggunakan senjata dohong ini, sehingga ada kemungkinan memang Mandau adalah produk impor yang baru datang kemudian di abad-abad ke 17-18 dari sub suku dayak lainnya.
Dalam perkembangannya dohong mengalami perubahan bentuk, umumnya gagang dohong berbentuk bulat dari kayu – maka dohong pun memiliki gagang seperti Mandau ini disebut bayu yang persebarannya tidak hanya digunakan oleh dayak Ngaju dan Ot Danum tetapi oleh suku Dayak Kayan yang pernah mendiami bagian Kalimantan Tengah – yang kemudian mengungsi kea rah hulu Mahakam. Senjata seperti dohong ini sebut Dua Mata Bayu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
“Perisai dan Mandau merupakan barang yang baru diimpor kemudian, namun sekarang sudah sangat umum. Sejarahnya Dohong dan Parang sudah digunakan sebelum Mandau. Dohong pasti adalah senjata nenek moyang. Dohong merupakan senjata senjata sepanjang 1 kaki, berbentuk mata tombak dengan panjang 8 inchi, tebal dan gagang yang berbentuk bulat… contoh dohong hanya sedikit yang tersisa sebagai pusaka dari nenek moyang mereka. Sekarang dohong hanya digunakan untuk mencurahkan darah korban dan memotong tali pusar bayi yang baru lahir”.
Dohong sekarang ini hanya digunakan oleh pisur atau damang adat, didalam beberap legenda seperti kisah Tambun & Bungai ketika mereka berperang melawan raja Sawang dari Filipina mereka menggunakan senjata dohong ini, sehingga ada kemungkinan memang Mandau adalah produk impor yang baru datang kemudian di abad-abad ke 17-18 dari sub suku dayak lainnya.
Dalam perkembangannya dohong mengalami perubahan bentuk, umumnya gagang dohong berbentuk bulat dari kayu – maka dohong pun memiliki gagang seperti Mandau ini disebut bayu yang persebarannya tidak hanya digunakan oleh dayak Ngaju dan Ot Danum tetapi oleh suku Dayak Kayan yang pernah mendiami bagian Kalimantan Tengah – yang kemudian mengungsi kea rah hulu Mahakam. Senjata seperti dohong ini sebut Dua Mata Bayu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Senjata "Podang"
Podang umumnya dipakai oleh kaum dayak iban. Podang dibawa oleh
pendatang dari India atau hasil perdagangan dengan Inggris pada masa
lalu. Podang adalah Pedang Punjab.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Lantak/Lela"
Lantak atau Lela dalam bahasa Dayak Ngaju adalah meriam. Senjata ini
diperkenalkan bangsa Cina ketika memasuki Kalimantan. Didalam cerita
peperangan dayak melawan penjajah penggunaan lantak ini juga disebutkan;
misal dalam perang kasintu. Menurut cerita kakek ku dahulu ketika
kakenya ikut perang kasintu mereka menggunak meriam dan mungkin zaman
dahulu orang kuat-kuat maka meriam-meriam ini diangkat dengan diletakan
pada pergelangan tangan saja.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Lundju"
Lundju atau tombak adalah senjata yang sangat umum dikenal oleh semua
sub suku dayak. Kadangkala lundju juga disatukan dengan “Sipet” atau
sumpit.
Kadang mata tombak pada lundju ini akan diberi hiasan (namun sangat jarang) dan umumnya gagang lundju ini kayu ulin tanpa hiasan atau ukiran. Tetapi ada juga beberapa lundju istimewa yang diberi hiasan ukiran tertentu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Kadang mata tombak pada lundju ini akan diberi hiasan (namun sangat jarang) dan umumnya gagang lundju ini kayu ulin tanpa hiasan atau ukiran. Tetapi ada juga beberapa lundju istimewa yang diberi hiasan ukiran tertentu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Candong"
Parang Candong adalah semacam “machete” atau golok – biasanya
digunakan berladang atau membuka lahan. Parang candong ini dikenal oleh
kaum pesisir Kalimantan, biasanya orang Banjar dan Melayu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Geladau"
Geladau ini mirip dengan keris lurus. Geladau dikenal oleh dayak paser,
sepertinya senjata ini mendapat pengaruh dari budaya bugis – melayu.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Sadop"
Sadop adalah semacam belati kecil yang dipakai oleh dayak paser. Ia
sering digunakan hanya dalam prosesi ritual. Sadop juga sering dikenal
sebagai illum.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Jumbia"
Jumbia atau Jambia adalah senjata yang asalnya dari Timur Tengah –
kemungkinan Yamen, ketika bagian pesisir Kalimantan menjadi kesultanan
maka pengaruh budaya arab sangat kuat, salah satunya ialah penggunaan
Jumbia ini. Jambia adalah belati kecil melengkung – biasanya dikenakan
disabuk.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Langgei"
Langgei adalah pisau kecil yang ditempatkan disamping Mandau, umunya ini
berguna untuk pekerjaa-pekerjaan yang halus misal mengukir kayu atau
memotong pinang. Kadang langgei dibuat seperti pisau kecil.
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Senjata "Mandau"
Mandau
merupakan senjata tradisional suku Dayak, semacam golok dan berbentuk panjang,
terbuat dari bahan pilihan yang diambil dari batu gunung yang mengandung besi.
Hiasan senjata ini berupa bulu burung enggang atau rambut manusia, ditaruh di
hulu mandau yang terbuat dari tanduk atau kayu.
http://kawulala.blogspot.com/2014/12/tarian-adat-rumah-adat-pakaian-adat_29.html
http://kawulala.blogspot.com/2014/12/tarian-adat-rumah-adat-pakaian-adat_29.html
Alat Musik "Lulung"
Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik ini berupa sitar tabung
yang masuk dalam golongan idiokordofon. Lulung dilengkapi 6 dawai yang
diambil dari badan bambu. Alat musik ini dimainkan para wanita Dayak
Kenyah dengan cara dipetik.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Alat Musik "Sluding"
Alat musik ini terbuat dari kayu. Sluding atau klentangan merupakan alat
musik pukul jenis silofan yang mirip dengan gambang. Alat musik ini
terdiri dari 8 bilah kayu yang ditempatkan pada rak kayu. Pada sisi
kanan dan kiri sluding dihias dengan motif kepala burung Enggang yang
dianggap sebagai hewan sakral oleh suku bangsa Dayak Modang. Alat musik
ini dimainkan saat upacara adat.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Alat Musik "Kadire"
Kadire termasuk alat musik tiup yang bentuknya menyerupai keledi. Sumber
bunyi kadire tidak diperoleh dengan meniup buah labu yang dikeringkan,
melainkan tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini berfungsi sebagai
pengatur nada. Kadire dimainkan saat upacara adat masyarakat Dayak
kenyah.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Alat Musik "Ketipung"
Alat musik yang satu ini juga termasuk salah satu alat musik tradisional
yang berbau Timur Tengah yang membawa pengaruh sampai ke Kalimantan
Timur. Alat musik ketipung ini adalah sejenis gendang kecil yang biasa
dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Alat Musik "Gambus"
Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini
berasal dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh
orang-orang Melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur.
Kebanyakan orang-orang Melayu ini beragama Islam.
Gambus yang digunakan dalam Tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai badannya. Berat gambus ini sekitar 50 gram dan memiliki panjang 70 cm. Badan gambus bercat coklat, sedangkan dawainya dari bahan nilon. Dawai dalam gambus bervariasi, mulai dari berdawai empat hingga duabelas.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Gambus yang digunakan dalam Tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai badannya. Berat gambus ini sekitar 50 gram dan memiliki panjang 70 cm. Badan gambus bercat coklat, sedangkan dawainya dari bahan nilon. Dawai dalam gambus bervariasi, mulai dari berdawai empat hingga duabelas.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Alat Musik "Sampek"
Di kalangan masyarakat suku Dayak sendiri untuk menggambarkan alat musik
tradisional kebanggaan mereka tersebut, terkenal sebuah ungkapan, Sape’
benutah tulaang to’ awah. Apabila diartikan secara harfiah, ungkapan
tersebut bermakna, “Sampek bisa meremukkan tulang-belulang hantu yang
gentayangan”. Mungkin terdengar berlebihan namun suara yang dihasilkan
alat musik petik yang satu ini memang mampu membuat merinding yang
mendengarnya karena begitu menyentuh perasaan.
Dalam bahasa lokal, sampek dapat diartikan “memetik dengan jari”. Sebagai alat musik tradisional, sampek tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan tapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakatnya. Alat musik ini jelas berperan dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Sampek sering dimainkan pada saat pesta adat dan gawai padai (acara syukuran atas hasil panen padi). Sampek biasanya dimainkan minimal 1 orang atau bisa juga 2 hingga 3 orang.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html
Dalam bahasa lokal, sampek dapat diartikan “memetik dengan jari”. Sebagai alat musik tradisional, sampek tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan tapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakatnya. Alat musik ini jelas berperan dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Sampek sering dimainkan pada saat pesta adat dan gawai padai (acara syukuran atas hasil panen padi). Sampek biasanya dimainkan minimal 1 orang atau bisa juga 2 hingga 3 orang.
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html



















