Rabu, 20 Mei 2015

Senjata "Mandau Sanaman Mantikei"

Sanaman mantike sangat dikenal untuk membuat Mandau, konon katanya Mandau yang dibuat dari baja ini akan mampu memotong paku. Biasanya Mandau sanaman mantikei berdasarkan cerita bisa dibengkokan namun sangat tajam dan kuat, bentuknya akan seperti besi yang berkarat tetapi tidak berkarat, dan tidak bisa diberi hiasan/dekorasi.

Mandau mantikei memiliki permukaan besi yg kasar tidak mulus seperti mandau pada umumnya. Permukaan yangg kasar itu merupakan kotoran batu mantikei yangg tidak akan habis kotorannya (bisa habis kecuali besinya habis) dan mantikei memiliki sifat “tada” atau toxic jika melukai seseorang bahkan bisa menjalar lukanya.

 https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/

Senjata "Langgai Tingang"



Langgai tingang memiliki arti – bulu ekor terpanjang burung tingang, bentuknya sama dengan Nyabur hanya saja gagangnya serupa dengan Mandau dan letak kundiengnya agak jauh dari gagangnya.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/

Senjata "Parang Jimpul"

Jimpul adalah variasi bentuk Mandau yang melengkung dan runcingan depannya ke bawah.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/

Senjata "Nyabur"


Nyabur adalah variasi bentuk lain dari Mandau/parang ilang, dimana bilahnya melengkung dan ujung runcing keatas, bias any dibawah gaganya ada semacam kait besar disebut kundieng. Nyabur juga memliki variasi bentuk lain akibat pengaruh budaya melayu/arab, perubahan ini ada pada gagang dan motive yang menghiasi bilahnya.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/

Senjata "Dohong"

Dohong atau Duhung adalah senjata khas Dayak Ngaju, bahkan didalam catatan Schwaner 1843-1847, terjemahan bebasnya:
“Perisai dan Mandau merupakan barang yang baru diimpor kemudian, namun sekarang sudah sangat umum. Sejarahnya Dohong dan Parang sudah digunakan sebelum Mandau. Dohong pasti adalah senjata nenek moyang. Dohong merupakan senjata senjata sepanjang 1 kaki, berbentuk mata tombak dengan panjang 8 inchi, tebal dan gagang yang berbentuk bulat… contoh dohong hanya sedikit yang tersisa sebagai pusaka dari nenek moyang mereka. Sekarang dohong hanya digunakan untuk mencurahkan darah korban dan memotong tali pusar bayi yang baru lahir”.

Dohong sekarang ini hanya digunakan oleh pisur atau damang adat, didalam beberap legenda seperti kisah Tambun & Bungai ketika mereka berperang melawan raja Sawang dari Filipina mereka menggunakan senjata dohong ini, sehingga ada kemungkinan memang Mandau adalah produk impor yang baru datang kemudian di abad-abad ke 17-18 dari sub suku dayak lainnya.
Dalam perkembangannya dohong mengalami perubahan bentuk, umumnya gagang dohong berbentuk bulat dari kayu – maka dohong pun memiliki gagang seperti Mandau ini disebut bayu yang persebarannya tidak hanya digunakan oleh dayak Ngaju dan Ot Danum tetapi oleh suku Dayak Kayan yang pernah mendiami bagian Kalimantan Tengah – yang kemudian mengungsi kea rah hulu Mahakam. Senjata seperti dohong ini sebut Dua Mata Bayu.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/

Senjata "Podang"

Podang umumnya dipakai oleh kaum dayak iban. Podang dibawa oleh pendatang dari India atau hasil perdagangan dengan Inggris pada masa lalu. Podang adalah Pedang Punjab.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Lantak/Lela"

Lantak atau Lela dalam bahasa Dayak Ngaju adalah meriam. Senjata ini diperkenalkan bangsa Cina ketika memasuki Kalimantan. Didalam cerita peperangan dayak melawan penjajah penggunaan lantak ini juga disebutkan; misal dalam perang kasintu. Menurut cerita kakek ku dahulu ketika kakenya ikut perang kasintu mereka menggunak meriam dan mungkin zaman dahulu orang kuat-kuat maka meriam-meriam ini diangkat dengan diletakan pada pergelangan tangan saja.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Lundju"

Lundju atau tombak adalah senjata yang sangat umum dikenal oleh semua sub suku dayak. Kadangkala lundju juga disatukan dengan “Sipet” atau sumpit.
Kadang mata tombak pada lundju ini akan diberi hiasan (namun sangat jarang) dan umumnya gagang lundju ini kayu ulin tanpa hiasan atau ukiran. Tetapi ada juga beberapa lundju istimewa yang diberi hiasan ukiran tertentu.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Candong"

Parang Candong adalah semacam “machete” atau golok – biasanya digunakan berladang atau membuka lahan. Parang candong ini dikenal oleh kaum pesisir Kalimantan, biasanya orang Banjar dan Melayu.


https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Geladau"

Geladau ini mirip dengan keris lurus. Geladau dikenal oleh dayak paser, sepertinya senjata ini mendapat pengaruh dari budaya bugis – melayu.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Sadop"

Sadop adalah semacam belati kecil yang dipakai oleh dayak paser. Ia sering digunakan hanya dalam prosesi ritual. Sadop juga sering dikenal sebagai illum.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Jumbia"

Jumbia atau Jambia adalah senjata yang asalnya dari Timur Tengah – kemungkinan Yamen, ketika bagian pesisir Kalimantan menjadi kesultanan maka pengaruh budaya arab sangat kuat, salah satunya ialah penggunaan Jumbia ini. Jambia adalah belati kecil melengkung – biasanya dikenakan disabuk.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Langgei"

Langgei adalah pisau kecil yang ditempatkan disamping Mandau, umunya ini berguna untuk pekerjaa-pekerjaan yang halus misal mengukir kayu atau memotong pinang. Kadang langgei dibuat seperti pisau kecil.

https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/

Senjata "Mandau"

Mandau merupakan senjata tradisional suku Dayak, semacam golok dan berbentuk panjang, terbuat dari bahan pilihan yang diambil dari batu gunung yang mengandung besi. Hiasan senjata ini berupa bulu burung enggang atau rambut manusia, ditaruh di hulu mandau yang terbuat dari tanduk atau kayu.

http://kawulala.blogspot.com/2014/12/tarian-adat-rumah-adat-pakaian-adat_29.html 

Alat Musik "Lulung"

Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik ini berupa sitar tabung yang masuk dalam golongan idiokordofon. Lulung dilengkapi 6 dawai yang diambil dari badan bambu. Alat musik ini dimainkan para wanita Dayak Kenyah dengan cara dipetik.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html 

Alat Musik "Sluding"

Alat musik ini terbuat dari kayu. Sluding atau klentangan merupakan alat musik pukul jenis silofan yang mirip dengan gambang. Alat musik ini terdiri dari 8 bilah kayu yang ditempatkan pada rak kayu. Pada sisi kanan dan kiri sluding dihias dengan motif kepala burung Enggang yang dianggap sebagai hewan sakral oleh suku bangsa Dayak Modang. Alat musik ini dimainkan saat upacara adat.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html

Alat Musik "Kadire"

Kadire termasuk alat musik tiup yang bentuknya menyerupai keledi. Sumber bunyi kadire tidak diperoleh dengan meniup buah labu yang dikeringkan, melainkan tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini berfungsi sebagai pengatur nada. Kadire dimainkan saat upacara adat masyarakat Dayak kenyah.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html

Alat Musik "Ketipung"

Alat musik yang satu ini juga termasuk salah satu alat musik tradisional yang berbau Timur Tengah yang membawa pengaruh sampai ke Kalimantan Timur. Alat musik ketipung ini adalah sejenis gendang kecil yang biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html

Alat Musik "Gambus"

Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh orang-orang Melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur. Kebanyakan orang-orang Melayu ini beragama Islam.

Gambus yang digunakan dalam Tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai badannya. Berat gambus ini sekitar 50 gram dan memiliki panjang 70 cm. Badan gambus bercat coklat, sedangkan dawainya dari bahan nilon. Dawai dalam gambus bervariasi, mulai dari berdawai empat hingga duabelas.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html

Alat Musik "Sampek"

Di kalangan masyarakat suku Dayak sendiri untuk menggambarkan alat musik tradisional kebanggaan mereka tersebut, terkenal sebuah ungkapan, Sape’ benutah tulaang to’ awah. Apabila diartikan secara harfiah, ungkapan tersebut bermakna, “Sampek bisa meremukkan tulang-belulang hantu yang gentayangan”. Mungkin terdengar berlebihan namun suara yang dihasilkan alat musik petik yang satu ini memang mampu membuat merinding yang mendengarnya karena begitu menyentuh perasaan.

Dalam bahasa lokal, sampek dapat diartikan “memetik dengan jari”. Sebagai alat musik tradisional, sampek tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan tapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakatnya. Alat musik ini jelas berperan dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Sampek sering dimainkan pada saat pesta adat dan gawai padai (acara syukuran atas hasil panen padi). Sampek biasanya dimainkan minimal 1 orang atau bisa juga 2 hingga 3 orang.

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/02/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur.html